02 Mar 2009 08:03 AM
Dana Persib Membengkak Rp 2 M
Jika Badan Liga Indonesia (BLI) terpaksa mengundurkan jadwal Liga Super Indonesia (LSI) hingga satu bulan akibat adanya larangan dari kepolisian, diperkirakan terjadi pembengkakan biaya sekitar Rp 2 miliar. Dengan demikian, Persib diperkirakan akan kesulitan dana untuk menyelesaikan liga."Kalau jadwal diundur lagi, dana bisa membengkak. Ya bisa-bisa di atas Rp 2 miliar," ujar Wakil Manajer Persib Bandung, H. Umuh ketika dihubungi "GM", Minggu (1/3).Pembengkakan dana tersebut, terutama untuk membayar gaji para pemain, akomodasi, dan sejumlah kebutuhan tim lainnya.Seperti diketahui, menyusul munculnya larangan Polres Bandung, yang diperkuat Polda Jabar kepada tim-tim yang menggunakan Stadion Si Jalak Harupat Soreang, Kab. Bandung untuk tidak menggelar pertandingan selama proses pemilu legislatif, mulai 16 Maret hingga 27 April 2009, Persib sudah dipastikan tidak bisa menjamu Sriwijaya FC di LSI (28 Maret) dan Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) 2008-2009 (12 April) serta PSMS Medan (1 April).Namun hingga kini, BLI belum memberikan keputusan terhadap larangan tersebut. Rencananya, BLI baru akan memberikan keputusan setelah bertemu Kapolri, Senin (2/3) ini.Sementara itu, anggota Panitia Anggaran DPRD Kota Bandung, Hendri Pantas Panggabean meminta kepada PT Persib Bandung Bermartabat untuk segera mencari alternatif pembiayaan bagi Persib. Pasalnya, pemberian dana melalui APBD Kota Bandung sudah tidak memungkinkan lagi."PT Persib harus mulai bekerja dan mencari dana bagi Persib. Jangan sampai ketika jadwal diundur, Persib kesulitan dana hingga tidak bisa melanjutkan liga," katanya.Dijelaskannya, jika BLI mengundurkan jadwal selama sebulan maka LSI diperkirakan akan berakhir pada Juli. Sedangkan untuk mengajukan anggaran tambahan di APBD Perubahan baru dapat dilakukan sekitar Agustus atau September.Selain itu, pemberian tambahan anggaran bagi Persib sudah sangat tidak memungkinkan. Karena hingga APBD 2009, Persib telah menerima bantuan sekitar Rp 31 miliar."Sudah tidak ada alasan lagi untuk meminta tambahan dari APBD. Karena itu, PT Persib harus bekerja mencari dana. Jangan diam saja, bekerja," tegas Henri.
Nova: Kami Semua Profesional
Adanya oknum bobotoh yang menilai terpuruknya prestasi Persib disebabkan kehadiran pemain dari luar Jawa Barat membuat defender Nova Arianto meradang. Bek berkepala plontos itu menegaskan, pemain dari luar Jawa Barat, termasuk dirinya, selama ini sudah bersikap profesional."Kami cinta Persib. Semuanya sudah main habis-habisan agar Persib jadi juara. Kami selama ini sudah bersikap profesional. Jadi, saya kira nggak perlu ada keraguan sedikit pun tentang perjuangan yang telah kami lakukan," tandas Nova, Sabtu (28/2).Menurut Nova, kalah atau menang dalam satu pertandingan adalah hal biasa. Dan tidak adil rasanya kalau kekalahan itu ditimpakan pada orang per orang. "Sepak bola itu permainan kolektif. Semuanya harus bertanggungjawab," tegasnya.Nova mengatakan, kehadiran pemain dari luar Jawa Barat di Bandung justru membawa misi besar untuk membantu Persib meraih gelar juara. "Kami datang dengan hati bersih untuk turut serta mengangkat prestasi Persib. Kalau Persib juara, kami senang, bobotoh pun senang," ujarnya.Menurutnya, semua pihak hendaknya melihat dengan jernih dan objektif terhadap satu permasalahan. "Jangan lihat dari mana kami berasal, tapi lihatlah apa yang kami berikan untuk Persib. Kami semua total berjuang untuk mengangkat prestasi Persib," tegasnya.Nova berharap, bobotoh tetap memberikan dukungan penuh pada tim Persib. Perjuangan masih panjang dan ia optimistis Maung Bandung mampu meraih gelar juara. "Masih banyak pertandingan yang tersisa. Kita harus kerja keras dan saya yakin dengan perjuangan dan doa, kita bisa meraih gelar juara," tandasnya.
Pemilu Jangan Mengorbankan Kompetisi
Jika Badan Liga Indonesia (BLI) terpaksa mengundurkan jadwal Liga Super Indonesia (LSI) hingga satu bulan akibat adanya larangan dari kepolisian, diperkirakan terjadi pembengkakan biaya sekitar Rp 2 miliar. Dengan demikian, Persib diperkirakan akan kesulitan dana untuk menyelesaikan liga."Kalau jadwal diundur lagi, dana bisa membengkak. Ya bisa-bisa di atas Rp 2 miliar," ujar Wakil Manajer Persib Bandung, H. Umuh ketika dihubungi "GM", Minggu (1/3).Pembengkakan dana tersebut, terutama untuk membayar gaji para pemain, akomodasi, dan sejumlah kebutuhan tim lainnya.Seperti diketahui, menyusul munculnya larangan Polres Bandung, yang diperkuat Polda Jabar kepada tim-tim yang menggunakan Stadion Si Jalak Harupat Soreang, Kab. Bandung untuk tidak menggelar pertandingan selama proses pemilu legislatif, mulai 16 Maret hingga 27 April 2009, Persib sudah dipastikan tidak bisa menjamu Sriwijaya FC di LSI (28 Maret) dan Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) 2008-2009 (12 April) serta PSMS Medan (1 April).Namun hingga kini, BLI belum memberikan keputusan terhadap larangan tersebut. Rencananya, BLI baru akan memberikan keputusan setelah bertemu Kapolri, Senin (2/3) ini.Sementara itu, anggota Panitia Anggaran DPRD Kota Bandung, Hendri Pantas Panggabean meminta kepada PT Persib Bandung Bermartabat untuk segera mencari alternatif pembiayaan bagi Persib. Pasalnya, pemberian dana melalui APBD Kota Bandung sudah tidak memungkinkan lagi."PT Persib harus mulai bekerja dan mencari dana bagi Persib. Jangan sampai ketika jadwal diundur, Persib kesulitan dana hingga tidak bisa melanjutkan liga," katanya.Dijelaskannya, jika BLI mengundurkan jadwal selama sebulan maka LSI diperkirakan akan berakhir pada Juli. Sedangkan untuk mengajukan anggaran tambahan di APBD Perubahan baru dapat dilakukan sekitar Agustus atau September.Selain itu, pemberian tambahan anggaran bagi Persib sudah sangat tidak memungkinkan. Karena hingga APBD 2009, Persib telah menerima bantuan sekitar Rp 31 miliar."Sudah tidak ada alasan lagi untuk meminta tambahan dari APBD. Karena itu, PT Persib harus bekerja mencari dana. Jangan diam saja, bekerja," tegas Henri.
Nova: Kami Semua Profesional
Adanya oknum bobotoh yang menilai terpuruknya prestasi Persib disebabkan kehadiran pemain dari luar Jawa Barat membuat defender Nova Arianto meradang. Bek berkepala plontos itu menegaskan, pemain dari luar Jawa Barat, termasuk dirinya, selama ini sudah bersikap profesional."Kami cinta Persib. Semuanya sudah main habis-habisan agar Persib jadi juara. Kami selama ini sudah bersikap profesional. Jadi, saya kira nggak perlu ada keraguan sedikit pun tentang perjuangan yang telah kami lakukan," tandas Nova, Sabtu (28/2).Menurut Nova, kalah atau menang dalam satu pertandingan adalah hal biasa. Dan tidak adil rasanya kalau kekalahan itu ditimpakan pada orang per orang. "Sepak bola itu permainan kolektif. Semuanya harus bertanggungjawab," tegasnya.Nova mengatakan, kehadiran pemain dari luar Jawa Barat di Bandung justru membawa misi besar untuk membantu Persib meraih gelar juara. "Kami datang dengan hati bersih untuk turut serta mengangkat prestasi Persib. Kalau Persib juara, kami senang, bobotoh pun senang," ujarnya.Menurutnya, semua pihak hendaknya melihat dengan jernih dan objektif terhadap satu permasalahan. "Jangan lihat dari mana kami berasal, tapi lihatlah apa yang kami berikan untuk Persib. Kami semua total berjuang untuk mengangkat prestasi Persib," tegasnya.Nova berharap, bobotoh tetap memberikan dukungan penuh pada tim Persib. Perjuangan masih panjang dan ia optimistis Maung Bandung mampu meraih gelar juara. "Masih banyak pertandingan yang tersisa. Kita harus kerja keras dan saya yakin dengan perjuangan dan doa, kita bisa meraih gelar juara," tandasnya.
Pemilu Jangan Mengorbankan Kompetisi
Terkait Pemilu April mendatang, Asisten Manajer Persib Umuh Muchtar berharap, agenda nasional itu tidak sampai mengorbankan kompetisi dengan memundurkan atau memindahkan lokasi laga kandang ke kota lain. Kedua alternatif solusi itu dipastikan akan mengakibatkan pembengkakan biaya kompetisi."Kalau dari usulan Polres, tidak boleh ada pertandingan 16 Maret sampai 27 April, kemungkinan mundurnya kompetisi sangat besar. Mundur dua bulan saja biaya kompetisi bisa bengkak dua sampai tiga miliar. Laga kandang dipindah ke stadion atau kota lain pun imbasnya ke pembengkakan biaya transportasi dan akomodasi," kata Umuh.Oleh karena itu, ia mengaku berharap, izin dari kepolisian tetap diberikan. "Kalau diberi kepercayaan, saya yakin, bobotoh bisa berlaku tertib. Alternatif paling pahit, saya berharap, pertandingan kandang Persib tetap bisa dilangsungkan di Bandung walaupun harus digelar tanpa penonton," tuturnya.Dua pekan lalu, Kepolisian Resor Bandung mengajukan usulan penundaan semua pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat dalam rentang waktu 16 Maret sampai 27 April. Pertandingan di Stadion Siliwangi masih diperbolehkan, kecuali yang melibatkan Persib.Usulan tersebut diajukan kepada Polda Jabar dengan alasan konsentrasi pihak keamanan yang terfokus pada Pemilu 2009. Namun, sampai saat ini Polda Jabar belum mengambil keputusan atas usulan yang dipastikan akan berpengaruh pada jadwal pertandingan Persib, Pelita Jaya, dan Persikab.Badan Liga Indonesia (BLI) sesungguhnya telah mengantisipasi hal ini dengan menerbitkan surat yang ditujukan kepada manajer dan ketua panpel klub beberapa waktu lalu. Dalam surat tersebut BLI meminta agar klub mengirimkan surat konfirmasi terkait izin keamanan laga kandang, paling lambat 6 Maret.BLI menyatakan telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi kendala izin keamanan terkait Pemilu 2009. Salah satu langkah yang telah disiapkan adalah dengan memindahkan tempat penyelenggaraan pertandingan ke stadion atau kota lain yang representatif.Pada kurun waktu 16 Maret sampai 27 April Persib akan menjalani dua laga kandang LSI menghadapi Sriwijaya FC pada 28 Maret dan PSMS Medan 1 April. Sementara itu, pada 12 April Persib harus menghadapi Sriwijaya FC pada leg kedua Copa Indonesia di kandang.
Persib Harus Matangkan Pola Permainan
Persib Harus Matangkan Pola Permainan
Persib tidak boleh mengambil risiko dengan melakukan perubahan pola di tengah waktu persiapan yang minim. Lebih baik, Eka Ramdhani dkk. mematangkan pola permainan yang sudah dipahami dengan melakukan sedikit perubahan strategi agar tidak monoton."Perubahan strategi memang perlu, tapi sebelum dipraktikkan, harus benar-benar dimatangkan dalam latihan. Perubahan yang drastis justru akan menjadi kendala bagi tim," kata pengamat sepak bola, Risnandar Soendoro ketika dihubungi "PRLM", Minggu (1/3) malam.Menurut dia, penyebab kekalahan 1-3 Persib dari Sriwijaya Kamis malam lalu karena Persib melakukan perubahan pola permainan. Padahal, sejak awal, pola tersebut gagal diadaptasi Persib karena pemain lebih memahami pola 3-5-2.Selain perubahan pola permainan yang drastis, Risnandar tidak menampik jika strategi Persib memang monoton. Ia mencontohkan alur serangan Persib yang akhir-akhir ini kerap memanfaatkan bola panjang dari lini pertahanan langsung menuju striker di jantung pertahanan lawan."Secara umum, dari kaki ke kaki yang disusun dari belakang kurang variasi. Dari hari ke hari nyaris tidak ada perubahan yang berarti. Dengan banyaknya siaran langsung, tidak heran jika lawan dengan mudah membaca dan akhirnya mematahkannya," ujar Risnandar.Karena itulah, ia menilai, variasi serangan mutlak diperlukan jika Persib memang mengincar kursi juara. "Yang tidak kalah pentingnya, kekompakan di tim, baik pemain maupun ofisial harus ditingkatkan. Kurangi gesekan," tuturnya.
Atep Persunting Lilis Jumaeni
Atep Persunting Lilis Jumaeni
WAJAH gelandang Persib, Atep terlihat ceria. Senyumnya menebar, namun gurat ketegangan terlihat ketika kakinya melangkah ke halaman Masjid Jami Al-Fallah di Jalan Aup Barat Jati Padang Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Di tempat inilah pemain yang pernah berkostum Persija ini, melaksanakan akad nikah, mempersunting gadis pujaan Lilis Jumaeni, Minggu (1/3).Waktu menunjukkan pukul 10.20 WIB saat rombongan pengantin pria hadir di masjid, seketika Atep yang mengenakan pakaian serbaputih mulai dari peci, baju, celana, dan selop, mendapat sambutan dari keluarga mempelai wanita dengan pengalungan bunga.Salah satu yang menyambut kedatangannya yaitu mantan Manajer Persija I.G.K. Manila, sedangkan dari manajemen Persib tidak ada seorang pun yang ikut mendampingi atau menghadiri akad nikah Atep dengan Lilis. Dari rekannya di Persib, hanya Airlangga yang hadir dengan didampingi kekasihnya.Raut muka Atep semakin terlihat tegang, ketika dirinya duduk bersebelahan dengan calon istrinya. Mereka berhadapan langsung dengan penghulu, ayah pengantin wanita, serta wali nikah.Suasana haru mulai terasa ketika acara dimulai dengan lantunan ayat suci Alquran. Saat itu, Lilis beberapa kali berusaha menahan agar butiran air matanya tidak keluar, dengan menyekakan tisu ke matanya.Atep sesekali menatap calon istrinya tersebut. Namun, rasa haru Lilis terus bergulir hingga badannya bergoyang menahan sesegukan. Melihat kondisi itu, salah satu kerabat keluarga Lilis berusaha menenangkannya, hingga sang pengantin wanita pun mampu menahan tangisnya.Acara pun terus bergulir, hingga tiba saatnya acara puncak pengucapan ijab kabul. Melihat wajah Atep yang masih tegang, sang penghulu pun menggodanya. "Sudah tahu ucapan ijab kabul?" tutur penguhulu menanyakan. "Belum," ungkap Atep menjawab."Wah kalau belum tahu enggak bisa dinikahkan, sudah pulang lagi saja," ujar penguhulu menggoda. "Kan bisa nyontek" kata Atep menjawab sambil menunjuk pada secarik kertas.Penghulu pun akhirnya memberikan secarik kertas berisi tulisan ijab kabul. Dengan mas kawin perhiasan enam puluh gram emas putih, Atep begitu tegas dan lugas saat mengucapkan kalimat ijab kabul dalam satu kali tarikan napas."Sah?" kata penghulu menanyakan, "Sah" dijawab wali nikah, orang tua kedua mempelai. Maka sahlah Atep menjadi suami dari Lilis yang dikenalnya sejak 2005. Acara sakral ini pun selesai pukul 11.25 WIB, dan kedua mempelai kemudian berjalan menuju rumah pengantin perempuan."Akhirnya plong juga, lega rasanya setelah sejak tahun 2005 kita pacaran sekarang bisa menikah. Dari tadi saya tegang terus," ujar Atep yang terlihat bahagia dan tidak lagi terlihat tegang.Atep pun belum merencanakan untuk berbulan madu, karena dirinya masih akan mempersiapkan resepsi di kediamannya di Cianjur, Sabtu (7/3) mendatang. "Rencana bulan madu, nanti saya pikirkan setelah Sabtu nanti, sekarang saya belum tahu mau kemana untuk pergi bulan madu," ujar mantan pemain nasional ini.Mengenai momongan, dengan dukungan sang istri, Atep tidak ingin menunda-nunda, dirinya bersyukur jika nanti Allah SWT memberikan langsung keturunan untuknya.Sementara itu, Lilis menyatakan sudah menyiapkan mental yang kuat bersuamikan seorang pemain sepak bola yang akan sering meninggalkannya, saat membela klubnya tur ke kandang lawan."Saya sudah siap jika nanti ditinggal-tinggal oleh Atep saat main sepak bola, karena saat pacaran pun sudah sering di tinggal-tinggal. Saya pun sudah siap jika nanti Atep dikerumuni para penggemar perempuan, saya percaya sama Atep," ujar Lilis.
Selamat menempuh hidup baru!
Source: http://www.pikiran-rakyat.com
Selamat menempuh hidup baru!
Source: http://www.pikiran-rakyat.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar